Hai Dok,
Saya menderita sakit kepala (bukan pusing) sejak SMU, sekarang saya berusia 39 tahun. Sakitnya seperti migrain, kadang sebelah kadang seluruh kepala. Jika serangan sakit kepala amat hebat, saya mual/muntah. Sakit kepala akan reda jika saya minum pereda sakit kepala dosis tinggi dan akan terasa nyaman jika kepala dipijat, rambut ditarik atau diikat dengan kencang. Apa sebenarnya yang saya derita? Mohon penjelasannya.
Salam,
Avara Kenzie
Hai Ibu Avara Kenzie,
Nyeri atau sakit dapat diartikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan, dapat melibatkan emosi dengan atau tanpa kerusakan jaringan, bisa bersifat nyeri ringan hingga nyeri berat. Salah satu nyeri yang cukup sering dialami adalah sakit atau nyeri kepala (sefalgia), tidak hanya orang dewasa tapi anak-anak juga bisa mengalaminya dan bisa dialami sepanjang hidupnya. Beberapa nyeri atau sakit kepala dapat disertai halusinasi visual, bau-bau khayalan yang aneh, vertigo, muntah, atau kepekaan berlebihan terhadap cahaya terang dan percakapan, beberapa malah bukan sakit kepala.
Secara medis dari perjalanan dan penyebab nyeri atau sakit kepala dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan onsetnya (mulai munculnya keluhan), yakni nyeri kepala akut, subakut dan kronik. Nyeri kepala akut biasanya disebabkan kejadian yang sering dihubungkan dengan gangguan pada bagian otak seperti subarachnoid haemorrhage (perdarahan pada lapisan otak), penyakit-penyakit serebrovaskular (pembuluh darah diotak), meningitis atau encephalitis dan juga ocular disease (gangguan pada mata).
Untuk nyeri kepala subakut, nyerinya biasa timbul karena perjalanan dari suatu massa atau tumor baik itu di otak, persendian, persyarafan dan hipertensi. Nyeri kepala kronik dapat timbul karena migren, nyeri kepala klaster, nyeri kepala tipe-tegang, sinusitis dan dental disease (gangguan pada area hidung dan gigi).
Berdasarkan klasifikasi IHS (International Headache Society) nyeri kepala terbagi tiga, yaitu:
1. Nyeri kepala tipe tegang: Nyeri kepala ini merupakan kondisi yang sering terjadi. Penyebabnya belum diketahui walaupun telah diyakini kontraksi otot kepala dan leher merupakan mekanisme penyebab nyeri. Kontraksi otot dapat dipicu faktor-faktor psikologis seperti ansietas (kecemasan) atau depresi atau oleh penyakit lokal pada kepala dan leher.
Nyeri kepala dapat menetap selama beberapa bulan atau tahun. Nyeri dapat memburuk pada sore hari dan umumnya tidak berespon terhadap obat-obatan analgesik (anti nyeri) sederhana. Nyeri kepala dimulai dari nyeri tumpul di berbagai tempat hingga sensasi tekanan yang menyeluruh sampai perasaan kepala diikat ketat, kadang disertai mual.
2. Migren: Merupakan gangguan periodik yang ditandai oleh nyeri kepala unilateral (nyeri sebelah) dan kadang kadang bilateral (kedua bagian kepala) yang dapat disertai muntah dan gangguan visual (penglihatan). Migren bisa terjadi pada semua umur, wanita lebih sering dan ada riwayat migren dalam keluarga pada sebahagian besar pasien.
3. Nyeri Kepala Klaster: Keluhan nyeri kepala ini berbeda dengan migren, walaupun sama-sama ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan dapat terjadi bersamaan. Penyebabnya bisa dikarenakan faktor hormonal. Pasien biasanya laki-laki, serangan nyeri hebat di sekitar satu mata (selalu pada sisi yang sama) selama beberapa menit sampai berjam-jam. Pola ini berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bulanan kemudian bebas serangan selama berhari-hari, berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan. Tidak seperti migren, pasien nyeri kepala klaster seringkali gelisah selama serangan dan tampak kemerahan pada wajah.
Untuk penanganan dari nyeri kepala yang Anda alami, dilihat dari durasi (lamanya), onset (awal keluhan terjadi) dan terapi yang sudah pernah Anda lakukan, apakah Anda pernah berkonsultasi lebih jauh dengan dokter spesialis syaraf? Penanganan nyeri kepala yang hanya menggunakan obat analgesik (anti nyeri) dan berulang bahkan tahunan tanpa mengetahui penyebab pastinya, tentunya tidak akan mengatasi keluhan Anda secara optimal.
Diharapkan dengan konsultasi dokter, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai hasil pemeriksaan awal dari kondisi Abda saat ini. Semoga segera teratasi.
Salam,
dr. Ryan Thamrin