Bertempat di Freeware Spaces – Kemang, pada 27 Mei 2016 lalu PT Rocktocom Ritel Busana melakukan acara peluncuran situs barunya, Maskoolin.com. Walaupun startup asli Indonesia ini sebenarnya sudah hadir sejak tahun 2012, baru kali ini mereka melakukan peluncuran resmi. Selain berganti alamat domain, platform e-commerce yang didirikan oleh Ilham Syafrialdi (CEO), Kristian Harahap, Errol Widhavian dan Mustafa Kemal ini juga berganti konsep.
Berganti Konsep
Sewaktu meluncur pertama kali, Maskoolin masih menggunakan domain maskool.in. Di masa ini konsep mereka sederhana saja, e-commerce fashion, seperti halnya Zalora. Bedanya Maskoolin mengutamakan merek-merek lokal. Mereka juga memiliki brand fashion sendiri yang bernama Koala Authentic.
Kini Maskoolin sudah berganti alamat domain menjadi maskoolin.com. Konsepnya pun berubah. Situs baru Maskoolin ini tidak hanya menawarkan beragam produk fashion saja, mereka kini mengedepankan beragam artikel mengenai tips-tips seputar penampilan. CEO Maskoolin Ilham menjelaskan, artikel yang disajikan ini akan sesuai dengan pilihan karakter dan gaya penggunanya. Begitu juga produk-produk yang direkomendasikan.
Situs baru Maskoolin ini memang mengusung fitur utama personalisasi. Contohnya, jika pengguna menyukai gaya berbusana yang sporty maka konten dan produk yang ditampilkan akan menyesuaikan. Pengguna ini tidak akan diberi rekomendasi gaya busana yang bukan sporty. Apakah benar fitur ini berjalan seperti yang diucapkan Ilham? Nanti saya ulas lebih lanjut.
Maskoolin baru ini sudah berkembang menjadi e-commerce dengan konsep aggregator. Produk dari brand atau retailer yang sudah memiliki website e-commerce akan dikumpulkan dan ditampilkan oleh Maskoolin. Beberapa supplier brand lokal yang bekerjasama dengan Maskoolin antara lain Brodo, Fabelio, Monstore dan Goods Dept. Tidak hanya brand lokal, beberapa brand internasional juga turut mengisi jajaran produk yang ditawarkan Maskoolin, di antaranya: Nike, Fred Perry, Bellroy dan Briston Watches.
Pengalaman Menggunakan Maskoolin
Desain Situs
Sebagai situs yang mengangkat tema fashion style dengan tag line “What Makes a Man“, tentunya desain menjadi penilaian penting pengunjungnya. Bagi saya sih tampilan situs Maskoolin sudah sesuai. Desainnya rapih dan enak dilihat, pilihan jenis hurufnya pun membuat keseluruhan desainnya enak dilihat, meskipun sekilas, pilihan kombinasi warna hitam putihnya mengingatkan pada Zalora (dan VIP Plaza tentunya). Tidak masalah bagi saya.
Pendaftaran
Untuk mendapatkan fitur personalisasi di Maskoolin, Anda harus mendaftar terlebih dahulu tentunya. Saat proses mendaftar Anda akan dihadapkan pada pertanyaan seputar pilihan gaya busana Anda. Proses ini dibagi menjadi 4 tahap.
Karena ini untuk percobaan, tentu saja data di atas bukanlah data pribadi saya yang sebenarnya. Ini adalah akun kedua yang saya buat, dengan pilihan gaya sporty (selanjutnya saya sebut ‘akun sporty‘). Sebelumnya saya sudah memiliki akun dengan pilihan gaya casual (selanjutnya saya sebut ‘akun casual‘).
Sebagai konsumen, pertanyaan terakhir di Tahap IV ini membuat saya tidak nyaman. Informasi penghasilan merupakan data yang sangat sensitif bagi saya. Bisa jadi banyak juga yang sependapat dengan saya. Saya bisa mengerti jika ini mungkin jadi acuan Maskoolin untuk merekomendasikan produk yang harganya sesuai kantong kita. Jika asumsi saya ini benar, saya rasa informasi ini masih bisa didapatkan dengan pertanyaan lain. Misal diganti dengan pertanyaan semacam “Berapa budget per bulan Anda untuk membeli busana dan aksesorisnya?”
Personalisasi Konten
Maskoolin menepati janjinya. Ketika saya login menggunakan akun pertama saya (akun casual), konten yang ditampilkan berbeda dengan ketika saya login menggunakan akun kedua saya (akun sporty). Tetapi soal keakuratan konten dengan pilihan gayanya, saya tidak bisa menilai. Saya buta urusan gaya busana.
Urusan konten sudah sesuai yang saya bayangkan dari penjelasan Ilham, namun sayangnya tidak demikian untuk rekomendasi produk. Jika diperhatikan di kolom “Curated for You“, saya tidak melihat perbedaan produk yang direkomendasikan ketika saya menggunakan ‘akun sporty‘ maupun ‘akun casual‘.
Ada satu hal yang baru saya sadari. Ternyata personalisasi ini hanya berlaku untuk konten artikel dan produk yang direkomendasikan bersama artikel tersebut. Ketika saya menjelajahi daftar produk yang ditampilkan, saya tidak melihat ada perbedaan ketika saya login dengan “akun sporty” maupun “akun casual“.
Walaupun fitur personalisasi merupakan andalan Maskoolin, fitur ini sepertinya bisa dinonaktifkan ketika Anda menjelajahi beragam pilihan produk di Maskoolin (via desktop). Anda akan menemukan toggle button untuk menonaktifkan personalisasi. Tetapi ketika saya coba nonaktifkan, saya tidak melihat perubahan apa-apa. Selain itu, ketika saya akses menggunakan ponsel, toggle button ini tidak terlihat sama sekali.
Lalu bagaimana jika kita ingin berganti pilihan gaya? Bisa saja selera saya berubah dari tadinya casual menjadi elegant kan? Sayang sekali, saya tidak menemukan tempat untuk mengubah pilihan gaya ini di bagian pengaturan profil saya.
Konten Kosong
Sewaktu menjelajahi produk-produk yang dijual di Maskoolin, beberapa kali saya menemukan halaman yang kosong, alias tidak menampilkan pilihan produk apapun. Contohnya di kategori produk Tas Pria – Duffle Bag, dan Sepatu – Sandal. Halaman kosong yang ditampilkan juga ternyata berbeda jika diakses menggunakan peramban web yang berbeda. Sebagai contoh, halaman Tas Pria – Duffle Bag tersebut akan menampilkan halaman “Page Not Found” jika diakses menggunakan peramban web Mozilla Firefox, namun hanya menampilkan halaman kosong jika diakses menggunakan Google Chrome.
Customer Service
Seperti terlihat di screenshot Firefox di atas, terdapat tulisan Customer Service. Sayangnya teks ini tidak tertaut ke halaman apapun. Selain itu saya juga tidak menemukan tautan Customer Service di bagian lain dari situs ini, baik di bagian navigasi menu, maupun di footer. Mungkin yang dimaksud mereka sebenarnya adalah halaman Contact Us.
Gift Card dan Maskoolin Credit yang Masih Belum Sempurna
Sewaktu acara peluncuran ini, Maskoolin juga membagi-bagikan Gift Card (voucher) kepada para tamu dan undangan. Tak tanggung-tanggung, satu lembar Gift Card ini memiliki kredit sebesar Rp 500.000,-.
Gift Card ini merupakan salah satu produk dari Maskoolin. Jadi jika Anda ingin memberikan hadiah kepada seseorang (yang berulang tahun misalnya), Anda bisa membeli Gift Card di Maskoolin dan memberikannya kepada orang tersebut. Jadi si penerima Gift Card bisa memilih sendiri produk apa yang hendak dia beli di Maskoolin.
Pembelian Gift Card ini bisa dilakukan secara online. Anda bisa memilih Gift Card dengan pilihan kredit Rp 200.000, Rp 500.000 dan Rp 1.000.000. Tapi saya kurang tahu apakah nantinya kartu fisiknya akan dikirimkan, atau cukup kodenya saja yang dikirimkan melalui surel (email).
Saya mencoba menggunakan Gift Card yang saya dapatkan. Proses redeem di website Maskoolin berjalan mulus. Saldo saya bertambah di akun Maskoolin. Saldo ini dinamakan Maskoolin Credit.
Setelah itu saya berniat membeli sepatu dengan Maskoolin Credit ini. Saya memilih sebuah sepatu merek Brodo, lalu melanjutkan ke proses check out. Tapi anehnya pilihan pembayaran menggunakan Gift Card atau kredit saldo justru tidak tersedia di bagian pembayaran.
Karena tidak ada opsi pembayaran dengan Maskoolin Credit, saya mencoba mencari cara lain. Ketika saya membuka ‘keranjang belanja’, di sebelah kanan ditampilkan kolom untuk memasukkan kode Gift Card. Saya mencoba memasukkan kode Gift Card yang saya miliki (yang tadi sudah saya redeem). Tetapi tidak berhasil juga. Keterangan yang ditampilkan justru menyatakan jika Gift Card hanya dapat ditopup menjadi Maskoolin Credit.
Dengan banyaknya (apalagi dengan besarnya nilai kredit) Gift Card yang dibagi-bagikan saat acara peluncuran Maskoolin ini, sangat disayangkan jika ternyata justru gagal digunakan -setidaknya bagi saya.
Pivot Tim Maskoolin
Maskoolin.com secara legal berada di bawah PT Rocktokom Ritel Busana. Mungkin sebagian dari Anda heran mengapa menggunakan nama Rocktokom dan bukan Maskoolin. Ini berawal dari kisah pivot tim pendiri Maskoolin sendiri.
Di sekitar pertengahan tahun 2010 tim pendiri Maskoolin mendirikan Rockto.com. Ini adalah sebuah situs social recommendation, singkatnya mirip seperti StumbleUpon.com dan Digg.com. Di masa-masa ini memang sedang ramai-ramainya bermunculan startup social media. Singkat cerita, Rockto akhirnya magud. Saat ini domain rockto.com tercatat masih dimiliki oleh Errol, tapi isinya sudah berganti menjadi semacam prototipe untuk situs pemesanan hotel.
Setelah membangun Rockto.com, Errol dkk juga sempat mendirikan BangkrutBos.com. Ini adalah e-commerce yang khusus menjual aksesoris ponsel impor dari China.
Kemal (salah satu founder Maskoolin) pernah menceritakan pemilihan nama “Bangkrut Bos” ini. Secara garis besar, artinya saking murahnya harga produk di BangkrutBos.com, orang-orang bisa kalap untuk membeli sebanyak mungkin produk hingga akhirnya pembeli menjadi ‘bangkrut’.
Mungkin waktu itu mereka terinspirasi dari nama PT Bo Cuan Gapapa (PT dari restoran yang dikenal dengan nama D’Cost) -di suku Tionghoa, bo cuan artinya tidak untung. Namun berbeda dengan PT Bo Cuan yang sepertinya tetap saja cuan, BangkrutBos.com benar-benar bangkrut, bos.
Investor
Maskoolin sudah dua kali mendapatkan investasi. Sama seperti para pendiri Maskoolin, kedua investornya juga masih berusia muda.
Investasi pertama Maskoolin didapatkan pada tahun 2012 dari Aryo Ariotedjo (Grupara Inc.). Aryo Ariotedjo adalah putra sulung dari Arie Prabowo Ariotedjo (mantan CEO Medco Energi yang kini menjabat sebagai Direktur PT Bukit Asam Tbk).
Investasi kedua Maskoolin didapatkan pada tahun 2015 lalu dari Indra Djokosoetono. Lulusan Teknik Industri UI tahun 2013 ini adalah salah satu pemilik Blue Bird Grup. Nilai investasi Indra ke Maskoolin tidak diungkapkan, namun rumor yang beredar mengatakan nilainya hampir mencapai satu juta Dollar (hampir Rp 10 miliar).
Setelah 2 kali mendapatkan investasi, tentunya Maskoolin akan lebih serius menggarap bisnis ini. 4 sekawan pendiri Maskoolin pastinya akan bekerja lebih keras untuk mengembangkan bisnis mereka. Walaupun salah satu dari mereka sepertinya fokusnya sempat bergeser dengan mengikuti sekolah pilot.
Peluang Maskoolin
Saya setuju dengan Ilham yang mengatakan jika situs e-commerce kadangkala justru membuat bingung orang yang ingin berbelanja. Terutama untuk situs yang berhubungan dengan gaya busana.
Sebagian orang (seperti saya contohnya) datang ke situs fashion-commerce tanpa pengetahuan produk gaya seperti apa yang cocok untuk dipadukan. Dengan konsep Maskoolin yang memberikan konten dan panduan disertai rekomendasi produk pilihan, ini akan sangat membantu orang seperti saya. Tentu saja untuk bisa maksimal masih banyak hal yang perlu diperbaiki atau dikembangkan. Kekurangan di sana sini tentu saja wajar, asal terus diperbaiki.
Secara konsep, Maskoolin bagi saya punya potensi, untuk eksekusinya, waktu yang akan membuktikan. Kalau eksekusinya benar, bukan tidak mungkin Maskoolin di masa depan berganti nama menjadi PT Maskoolin Cuan Terus. 😉