Dear Bu Prita,
Saya seorang karyawan swasta yang saat ini sedang terlilit hutang kredit bank dan kartu kredit yang angsuran perbulannya total sebesar Rp15 juta, sedangkan penghasilan dari gaji hanya /- Rp4,5 juta (take home pay) dan dari usaha kecil-kecilan rata-rata sebulan Rp1 juta. Saat ini aset saya hanya satu rumah yang sudah dijaminkan ke bank. Apa yang bisa Ibu Prita sarankan sebagai solusi mengelola hutang saya supaya bisa terselesaikan?
Terima kasih sebelumnya atas jawaban dan saran solusinya.
Hidayat
Jawaban:
Bapak Hidayat yang baik,
Terima kasih atas pertanyaannya.
Dalam perencanaan keuangan, ada beberapa cara melunasi hutang. Sayang sekali saya tidak mendapat informasi berapa porsi cicilan rumah dan berapa porsi cicilan kartu kredit. Apabila porsi pembayaran lebih besar untuk rumah tinggal, maka kondisi Anda masih mudah untuk diperbaiki.
Berdasarkan informasi kondisi saat ini, Anda memiliki total penghasilan sebesar Rp5,5 juta (gaji sebagai karyawan Rp4,5 juta dan hasil usaha Rp1 juta) dan total cicilan utang Rp15 juta. Dari dua data ini saja, debt service ratio atau kemampuan pelunasan utang Anda mencapai 273% yang artinya jumlah cicilan utang yang harus Anda bayarkan adalah 273% dari penghasilan yang diterima setiap bulan. Kondisi ini tentunya sudah tidak ideal mengingat batas maksimal jumlah cicilan utang yang idealnya dibayarkan adalah maksimal 35% dari penghasilan atau Rp1,925 juta jika basisnya menggunakan penghasilan Anda.
Mengingat saat ini status utang Anda sudah darurat dari hasil analisa rasio pembayaran utang, cara melunasi hutang yang pertama kali harus dilakukan adalah mendata seluruh utang yang dimiliki dan urutkan mulai dari yang beban bunganya paling besar. Urutan ini akan menjadi prioritas Anda dalam melakukan pelunasan. Gunakan aset likuid yang Anda miliki, seperti uang tunai, tabungan, deposito dan reksadana, untuk membayar utang tersebut. Yang perlu diingat, Anda tetap harus menyisihkan sebagian tabungan, minimal sebesar satu kali pengeluaran bulanan Anda, untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat.
Jika aset likuid tidak cukup, periksa apakah Anda memiliki aset investasi, misalnya unit investasi yang sudah bisa dicairkan dari asuransi, logam mulia, reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain. Apabila aset-aset tersebut tidak bisa menutup utang Anda, maka Anda harus menjual barang-barang berharga mulai dari yang paling jarang Anda pakai, misalnya alat elektronik dan furnitur yang sudah tidak terpakai lagi, barang-barang koleksi berharga (jam tangan, sepatu, tas), dan lain-lain.
Apabila opsi penggunaan aset belum bisa menutup seluruh saldo utang Anda, maka Anda harus datang ke masing-masing bank tempat Anda berutang untuk melakukan negosiasi cara melunasi hutang yang bisa masuk ke anggaran bulanan. Ingat bahwa maksimal cicilan per bulan hanya 35% dari penghasilan sehingga usahakan Anda mendapatkan solusi yang bisa memenuhi atau mungkin paling mendekati aturan tersebut.
Saya sangat menyarankan Anda untuk melepas barang-barang konsumsi seperti perangkat gadget, komputer, dan lainnya guna melunasi utang kartu kredit segera. Usahakan untuk tetap membayar cicilan rumah agar rumah tinggal saat ini dapat dipertahankan.
Semoga penjelasan di atas bisa membantu menyelesaikan permasalahan utang Anda. Live a beautiful life!
Salam hangat,
Prita Ghozie
Ahli Keuangan