Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Mengatur Dana Pendidikan Untuk Homeschooling

Cara mendidik anak dengan homeschooling dianggap sebagai alternatif pendidikan mandiri yang cukup baik. Bagaimana dengan pembiayaan dan urusan ijazahnya?

Homeschooling menurut buku Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan yang diterbitkan Direktorat Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan Nasional (2007) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur, dan terarah dilakukan oleh orangtua atau keluarga di rumah atau di tempat-tempat lain di mana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Menilik definisi tersebut, dapat dikatakan homeschooling adalah cara mendidik anak secara mandiri yang dikelola oleh orangtua.  Menurut Seto Mulyadi, Ketua Komnas Anak, sistem pendidikan homeschooling mengharuskan orangtua bisa menjadi teman belajar anak dan menempatkan dirinya sebagai fasilitator. Orangtua tidak boleh arogan dengan menempatkan diri sebagai guru, tapi belajar bersama. “Orangtua tetap perlu terus menambah pengetahuan. Tidak mesti menguasai semua jenis ilmu, yang penting memiliki pemahaman tentang anak. Bila orangtua kurang mengerti pelajaran biologi atau matematika, misalnya, orangtua bisa mendatangkan guru untuk pelajaran tersebut dan belajar bersama anak. Dengan demikian, anak akan merasa tidak lebih rendah, tapi sebagai sahabat dalam belajar,” ungkap Seto (www.indosiar.com, 28 Maret 2007).

Dengan cara mendidik anak secara mandiri tersebut, maka patut ditanyakan tentang biaya homeschooling. Sebab, sebagian orang masih bingung berapa uang yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan alternatif  ini. Ini dikarenakan sistemnya memang berbeda dengan sekolah umum, baik negeri maupun swasta. Jika sekolah pada umumnya sudah jelas keperluan uang dalam satu semester, misalnya untuk membayar uang sekolah, membeli buku, atau membayar kegiatan ekstra kurikuler, maka di homeschooling semua ditentukan sendiri oleh orangtua.


Ini yang membuat biaya homeschooling bervariasi dan bisa berbeda-beda antara satu keluarga dengan keluarga yang lain. Pasangan Aar dan Lala (www.rumahinspirasi.com, 16 Februari 2014) menceritakan biaya yang mereka keluarkan untuk kursus anak berkisar Rp350 ribu per bulan. Biaya itu dihabiskan untuk membayar belajar renang, basket, tenis, gym, taekwondo, yoga, street jazz, dll. Jika ditotal dengan biaya membeli alat tulis, menyiapkan materi pelajaran yang dibeli melalui aplikasi online, membuat beragam percobaan guna menunjang pelajaran, maka biaya yang dikeluarkan menjadi sekitar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per bulan untuk setiap anak.

Ibarat biaya makan sehari-hari, setiap keluarga memang bisa berbeda-beda pengeluaran biaya makanan hariannya. Fleksibelnya biaya homeschooling ini merupakan keuntungan tersendiri bagi Anda yang ingin menggunakan cara mendidik anak dengan metode homeschooling. Biayanya bisa Anda atur dan perkirakan sendiri di depan.

Misalnya saja untuk buku. Anda bisa menggunakan buku lama dan tidak harus membeli buku baru. Beberapa buku online gratisan juga bisa digunakan untuk proses belajar mengajar. Hal ini bisa menghemat banyak biaya.

Penggunaan materi belajar memanfaatkan barang bekas di rumah juga bisa menjadi pilihan cerdas untuk menghemat biaya sekolah. Misalnya ketika Anda mengajari si kecil materi bercocok tanam, bisa menggunakan kaleng bekas cat, daripada membeli pot di toko. Hal ini bukan hanya bisa menghemat biaya, tapi juga merupakan cara mendidik anak untuk berpikir kreatif.

Dengan cara-cara kreatif seperti ini, Anda bisa merancang homeschooling dengan biaya lebih terjangkau. Bila ada biaya lebih, Anda bisa mengajak si kecil melakukan kegiatan luar ruang yang menyenangkan. Intinya, dana untuk biaya pendidikan homeschooling fleksibel dan bisa Anda sesuaikan dengan keuangan keluarga.

Lalu, bagaimana dengan ijazahnya? Sesuai dengan UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27, anak bisa mengambil ujian kesetaraan, yakni paket A (setara kelas 6 SD), paket B (setara kelas 9, SMP) dan paket C (setara dengan kelas 12, SMA).

Jadi, selain lebih bisa mengatur pengeluaran secara mandiri, orangtua pun tak perlu khawatir dengan sertifikat tingkat pendidikan anak-anaknya. Selamat ber-homeschooling. Bagikan artikel ini pada teman-teman agar lebih bermanfaat melalui fitur jejaring sosial.