Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

5 Fakta dan Mitos Alzheimer

Oleh: dr. Alvin Nursalim 
Anggota Redaksi Medis Klikdokter
 
Mungkin Anda pernah mendengar istilah •penyakit lupa• dan kadang kala orang usia lanjut sering mengeluh karena melupakan hal tertentu. Jangan anggap sepele keluhan itu, karena bisa jadi itu merupakan bagian dari penyakit alzheimer. 
 
Apa itu Alzheimer? 
 
Alzheimer adalah kondisi penurunan kemampuan otak yang diiringi oleh berkurangnya sel-sel otak. Kondisi alzheimer kerap dikaitkan proses penuaan sehingga umumnya dimiliki oleh manula. 
 
Alzheimer bukanlah penyakit menular dan bukan penyakit yang menganggu kesehatan badan secara fisik. Risiko terjadinya alzheimer diikuti dengan pertambahan usia, lebih umum terjadi ketika menginjak usia 65 tahun keatas. Meskipun dari aspek sejarah, diketahui penyakit ini ditemui pada seorang wanita berumur awal 50-an oleh dr. Alois Alzheimer di tahun 1906. 
 
Selain kondisi penuaan, terdapat beberapa faktor risiko alzheimer lainnya, yaitu: 
  • Benturan keras di kepala (trauma) 
  • Proses postmenopause yaitu waktu ketika wanita sudah masuk masa menopause yaitu berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi secara keseluruhan pada wanita 
  • Kekurangan hormon estrogen (hormon yang memainkan peran penting dalam perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita) 
  • Meskipun hingga saat ini pun belum jelas dan belum dapat dipastikan apakah alzheimer merupakan penyakit keturunan atau bukan. Alzheimer dapat terjadi jika terdapat riwayat keluarga yang memiliki tipe gen ApoE positif. Tipe gen ini dapat diperiksa ketika Anda berkunjung ke laboratorium atas rujukan dokter. 
 
Adakah Gejala Awal Alzheimer? 
 
Gejala awal alzheimer bukan dilihat dari penurunan kesehatan badan secara fisik, melainkan mudah lupa untuk hal-hal yang sering dilakukan dan hal-hal baru. Selain itu penderita juga mengalami disorientasi khususnya masalah waktu dan kesulitan dalam fungsi kognitif kompleks seperti berkaitan dengan matematika atau aktivitas organisasi.  
 
Tidak sedikit terjadi kesalahpahaman mengenai kondisi alzheimer di tengah masyarakat, berikut fenomena mispersepsi Alzheimer yang paling umum di masyarakat: 
 
1. Mitos: Banyak belajar banyak lupa 
Fakta: Salah. Lupa yang disebabkan oleh alzheimer dikarenakan penurunan fungsi otak yang dipicu kematian dari sel-sel otak. Selain itu, pada otak penderita alzheimer juga ditemukan plak protein abnormal yang menyebabkan kematian sel. Apabila dilakukan pemotongan pada otak penderita penyakit alzheimer, terlihat otaknya menjadi lebih kecil dibandingkan otak normal. Kegiatan belajar justru melatih dan menjaga fungsi otak. Semakin konsisten Anda melatihnya, maka akan semakin baik performanya. Justru dengan banyak belajar, maka Anda tidak akan mudah lupa. 
 
2. Mitos: Ketika tua nanti kita semua akan pikun 
Fakta: Tidak sepenuhnya benar. Sebagian manula ditemukan masih memiliki daya ingat yang baik. Alzheimer merupakan kondisi penyakit yang terjadi pada sebagian orang di usia tua. Dari beberapa jurnal ditemukan saran pencegahan alzheimer adalah berupa melatih otak dengan cara membaca, bermain puzzle, menulis jurnal harian, olahraga atau pun asupan makan. Dengan menjalankan kiat pencegahan alzheimer, Anda dapat mengurangi risiko terkena alzheimer di masa tua dari sekarang. 
 
3. Mitos: Ukuran otak penderita alzheimer sama dengan normal 
Fakta: Salah. Pada otak penderita alzheimer ditemukan plak protein abnormal yang menyebabkan kematian sel. Apabila dilakukan pemotongan pada otak penderita penyakit alzheimer, terlihat otaknya menjadi lebih kecil dibandingkan otak normal. 
 
4. Mitos: Alzheimer hanya berdampak pada ingatan 
Fakta: Salah. Pada keadaan penyakit yang lanjut, seorang penderita Alzheimer memiliki kesulitan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengalami gangguan berpikir. Penderita Alzheimer dapat memiliki masalah berbicara, merasa cemas, dan gelisah. Beberapa gejala umum dari penyakit alzheimer antara lain hilang ingatan, bingung dengan waktu dan tempat (disorientasi), gangguan berbicara, kesulitan menyelesaikan tugas yang biasa dilakukan, ceroboh, dan lalai. 
 
5. Mitos: Ginkgo biloba adalah obat alzheimer 
Fakta: Salah. National Center for Complementary dan Alternatif Medicine, bagian dari National Institutes of Health, Amerika Serikat mendanai sebuah penelitian mengenai ginkgo biloba yang berjudul Ginkgo Evaluation of Memory (GEM) yang dipimpin oleh Steven T. DeKosky, M.D dan melibatkan enam pusat medis serta lebih dari 3.000 orang berusia antara 72 hingga 96 tahun selama tujuh tahun. Dari hasil penelitian yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association (2008) itu tidak menemukan hubungan ekstrak ginkgo biloba memberikan efek penurunan kognitif pada orang lanjut usia, khususnya memori, konstruksi visual-spasial, bahasa, perhatian, dan kecepatan psikomotor (hal yang berhubungan dengan aktivitas fisik). 
 
Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk pengobatan alzheimer. Meski demikian, terdapat beberapa obat-obatan untuk penyakit ini, tapi penggunaannya harus berada di bawah supervisi dokter agar tidak mengganggu kesehatan badan. Pemeriksaan yang ideal dan pengobatan penyakit alzheimer adalah dengan tim dokter yang melibatkan dokter penyakit dalam (spesialis geriatri-yang merawat orang tua), dokter saraf, dan psikiater.  
 
Selain itu, dukungan keluarga dan orang-orang terdekat juga diperlukan dalam membantu penderita alzheimer. Keluarga dapat membantu penderita azheimer untuk melakukan kegiatan sehari-hari, aktivitas fisik, dan melakukan interaksi sosial. Penderita alzheimer juga perlu dibantu untuk mengingat dengan berbagai alat pembantu, seperti kalender harian atau jurnal harian. 
 
Apabila Anda mengalami keluhan ini atau mengenal kerabat dengan keluhan seperti di atas, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Ahli.