Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Benarkah Begadang Menyebabkan Kanker Hati?

Halo Tim Dokter,

Perkenalkan, nama saya Niko Arya (28). Saya seorang desainer grafis lepas dan terbiasa bekerja pada malam hari, karena inspirasi sering lancar mengalir di tengah malam. Namun, seorang teman menganjurkan kepada saya agar mengurangi begadang untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Ia mengatakan bahwa begadang dan tidur dini hari bisa menyebabkan gejala penyakit kanker hati. Benarkah hal tersebut? Mohon jawabannya. Terus terang saya jadi khawatir dengan kebiasaan kerja saya.

Terima kasih

Niko Arya

 

Jawaban:

Dear Bapak Niko Arya,

Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan. Terkait pertanyaan Anda, kebiasaan begadang tidak memiliki kaitan dengan kanker hati.

Kanker hati adalah pertumbuhan jaringan abnormal dan berlebihan di dalam hati. Kanker ini dapat menyerang, menyebar, dan menyebabkan penghancuran jaringan tubuh lainnya. 

Perlu Anda ketahui bahwa faktor risiko terjadinya kanker hati bermacam-macam, yakni karena terinfeksi virus hepatitis B dan hepatitis C, sirosis hati (kelanjutan dari infeksi hepatitis B yang kronis dan tidak segera ditangani), konsumsi alkohol secara berlebihan, diabetes, dan obesitas (penyakit yang ditandai penimbunan lemak tubuh secara berlebihan).

Gejala penyakit kanker hati di antaranya nyeri perut – terutama di daerah kanan – yang diikuti oleh pembesaran perut, penurunan berat badan tanpa sebab, mual-mual, muntah, dan sakit kuning (kulit dan bagian putih mata yang terlihat menguning).


Apabila Anda merasa memiliki satu-dua gejala penyakit kanker hati (meski begadang tidak ada hubungannya dengan kanker hati), kami sarankan Anda untuk segera memeriksa ke dokter. Nantinya dokter dapat mendiagnosis, apakah yang Anda alami merupakan gejala penyakit kanker hati atau bukan.  

Mengenai waktu istirahat, yang dianjurkan adalah 7-8 jam sehari. Hal yang perlu Anda khawatirkan jika rutinitas begadang Anda terus berlanjut adalah kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Depresi

Hubungan antara tidur dengan depresi cukup kompleks. Kurangnya tidur dapat menyebabkan depresi, dan sebaliknya, depresi juga dapat menyebabkan kurangnya tidur. Namun penelitian berpendapat bahwa risiko munculnya depresi meningkat dengan kurangnya tidur.

2. Penambahan berat badan

Tidur berhubungan langsung dengan produksi tiga hormon yang mengontrol rasa lapar yaitu kortisol yang dapat mempengaruhi level glukosa (gula). Hormon lainnya adalah ghrelin dan leptin. Kurang istirahat dapat meningkatkan hormon ghrelin yang membuat seseorang merasa lapar, dan menurunkan hormon leptin yang membuat seseorang merasa kenyang.

3. Mengurangi daya tahan tubuh

Untuk menghindari beberapa penyakit di atas, bila memang Anda kurang tidur, kami sarankan Anda menjaga daya tahan tubuh Anda dengan mengkonsumsi makanan bergizi serta berolahraga minimal tiga hari dalam seminggu.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.

Salam sehat,

dr. Dyah Novita Anggraini