Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Cara Mencegah Kanker Payudara

Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara cukup tinggi. Berdasarkan data dari rekam medis RS Kanker Dharmais 2010, saat ini kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan. Di RS Dharmais sendiri, kanker payudara menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbesar (dharmais.co.id, 22 Maret 2011).

Dalam kedokteran, tahap kegawatan pada sebuah kondisi kanker dikategorikan dengan istilah ‘Stadium’. Makin tinggi tingkatan stadium, misalnya stadium satu, dua, hingga stadium empat yang dikenal sebagai stadium akhir, maka tingkat keparahan seseorang menderita kanker makin tinggi.

Dalam banyak kasus, kanker ditemukan sudah dalam tahap stadium lanjut (stadium akhir). Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat dan pengetahuan terhadap risiko kanker payudara terbilang cukup rendah. Padahal, kasus kanker payudara sebenarnya dapat dicegah jika pasien mengetahui faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Kanker payudara adalah perkembangan sel kanker yang berada di dalam jaringan payudara, khususnya lapisan yang melapisi saluran ASI. Jaringan payudara yang memiliki sel kanker dapat bertumbuh secara tidak normal, dan tidak dapat dikontrol oleh tubuh. Pada tahap lanjut, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain di luar payudara.

Meski belum diketahui secara pasti hal apa saja yang bisa mencegah terjadinya kanker payudara, namun ada beberapa faktor risiko yang bisa membuat terjadinya kanker payudara. Berikut ini adalah berbagai faktor risiko kanker payudara, antara lain:

1. Genetika

Faktor genetika  adalah faktor keturunan yang diberikan dari orangtua. Faktor ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Salah satu faktor genetika yang diduga berhubungan dengan kanker payudara adalah perubahan atau mutasi dari dua gen yang bernama BRCA1 dan BRCA2. Kedua gen ini merupakan singkatan dari Breast Cancer Susceptibility Gene 1 dan Breast Cancer Suceptibility Gene 2. Dua gen ini merupakan gen keturunan, yang fungsi normalnya bertugas membantu mengontrol pertumbuhan sel. Mutasi dari kedua gen tersebut erat terkait dengan kanker payudara. Wanita yang mempunyai kedua gen tersebut dalam tubuhnya memiliki peningkatan risiko kanker payudara sebesar 60 sampai 80%.

2. Riwayat Penyakit dan Keluarga

Wanita yang memiliki riwayat terkena penyakit di daerah payudara seperti tumor jinak payudara dan wanita yang memiliki anggota keluarga (ibu, kakak, anak) yang menderita kanker payudara memiliki risiko tinggi untuk menderita kanker payudara.

3. Usia

Sekitar satu dari delapan kasus kanker payudara ditemukan pada wanita yang berusia 45 tahun. Semakin lanjut usia seorang wanita, semakin berisiko terkena kanker payudara.

4. Pola Makan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan sehat dan berolahraga dapat mengurangi risiko perkembangan kanker. Pola makan sehat di antaranya adalah dengan membatasi makanan berlemak tinggi dan mengurangi minuman beralkohol. Beberapa jenis makanan yang sehat di antaranya seperti; brokoli, ikan salmon, minyak zaitun, daun seledri dan kacang merah.

5. Awal menstruasi

Wanita yang mendapatkan siklus menstruasi sebelum berumur 12 tahun dan memasuki masa menopause di atas usia 55 tahun, memiliki risiko terkena kanker payudara lebih tinggi. Peningkatan risiko ini berhubungan dengan semakin lama seorang wanita terpapar (terekspos) hormon estrogen (hormon seks wanita), yang artinya semakin lama usia masa produktif (usia seorang wanita mengalami menstruasi) maka semakin tinggi risiko terhadap kanker payudara.

6. Merokok

Meski tidak ada bukti yang pasti bahwa merokok berhubungan erat sebagai penyebab kanker payudara, namun selalu ada bukti yang nyata bahwa merokok adalah penyebab kanker paru-paru dan penyebab penyakit fatal lainnya. Karena itu disarankan agar Anda berhenti merokok segera.

7. Usia Kehamilan

Wanita yang hamil pertama kali di atas usia 35 tahun mempunyai risiko menderita kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang hamil di bawah usia 35 tahun. Ini terjadi karena pada saat hamil terjadi penurunan kadar hormon estrogen pada tubuh ibu hamil, sehingga semakin lama seorang wanita untuk dapat hamil, maka paparan jaringan payudara terhadap hormon estrogen pun semakin lama. Begitu juga dengan wanita yang tidak mempunyai anak di atas usia 30 tahun, mempunyai risiko menderita kanker payudara lebih tinggi.

8. Kontrasepsi

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menjalani program kontrasepsi dengan obat mulut (menggunakan pil) punya risiko terkena kanker payudara. Namun demikian, penelitian ini masih terus dikembangkan.

9. Konsumsi Alkohol

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengkonsumsi alcohol dalam jumlah tertentu punya risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.   

10. Peningkatan Berat Badan Setelah Menopause

Menopause adalah suatu fase usia di atas 40 tahun, ketika organ reproduksi wanita mengalami kemunduran bertahap hingga berhenti kerja sama sekali. Menurut beberapa penelitian, peningkatan berat badan setelah menopause dapat berisiko terhadap peningkatan kanker payudara.

Pasalnya, sebelum terjadi menopause, hormon estrogen banyak diproduksi di organ indung telur (ovarium) sedangkan hormon estrogen yang diproduksi jaringan lemak hanya sedikit. Kondisi mulai berubah setelah menopause, di mana indung telur berhenti memproduksi hormon estrogen sehingga mengakibatkan hormon ini hanya didapat dari jaringan lemak. Semakin banyak jaringan lemak yang Anda miliki di tubuh setelah menopause akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen tersebut. 


11. Paparan Radiasi

Angka risiko terjadinya kanker payudara akibat paparan radiasi sinar-X pada bagian dada termasuk tinggi, jika terjadi pada usia remaja (ketika payudara sedang berkembang).

Setelah Anda mengetahui hal apa saja yang dapat menjadi pencetus kanker payudara, kini Anda perlu mengetahui apa saja yang menjadi gejala dari kanker payudara.

 

Apa Sajakah Gejala Penyakit Kanker Payudara?

Berikut gejala kanker payudara yang perlu Anda ketahui:

  • Perubahan warna kulit. Adanya kemerahan pada kulit atau bintik-bintik kemerahan di payudara, mirip seperti tanda peradangan.
  • Perubahan permukaan kulit. Adanya kerutan pada daerah sekitar payudara.
  • Perubahan pada puting susu. Misalnya, puting susu masuk ke dalam, menjadi datar tidak seperti biasanya, atau bengkak dan tidak terlihat seperti biasanya.
  • Keluarnya cairan atau darah dari puting susu juga perlu diwaspadai.
  • Nyeri pada payudara.

Mengingat banyaknya faktor risiko untuk terjadi kanker payudara, maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mencegah kanker payudara tersebut. Karena pencegahan sifatnya jauh lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari beberapa faktor risiko yang dapat diubah, berikut kami jelaskan mengenai apa saja pencegahan terhadap kanker payudara yang dapat Anda lakukan sendiri:

  • Sayuran dan Buah

Perbanyak asupan sayur dan buah. Sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan antioksidan yang dapat berfungsi untuk mengurangi risiko terjadi kanker payudara. Contohnya seperti anggur, blueberry, strawberry, kiwi yang memiliki antioksidan tinggi.

  • Olahraga

Olahraga terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya kanker payudara. Dilansir dari Worldhealth, terdapat penelitian di University of Minnesota, yang menunjukkan
bahwa olahraga aerobik mempengaruhi pemecahan estrogen untuk memproduksi bahan yang baik untuk mengurangi risiko kanker payudara. Para peneliti menganjurkan agar kita paling tidak berolahraga selama 150 menit dalam seminggu, yang dapat disetarakan dengan jalan cepat selama 30 menit selama 5 kali dalam seminggu (worldhealth.net, 10 Juni 2013).

  • Menyusui

Dilansir dari Webmd, banyak penelitian yang mendukung bahwa proses menyusui dapat mengurangi risiko terjadi kanker payudara pada wanita, beberapa penelitian menyarankan untuk menyusui anak selama 1,5-2 tahun (webmd.com, 26 September 2007).

  • Melakukan SaDaRi (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Biasakan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SaDaRi) sekali dalam sebulan. Karena semakin cepat kita dapat mendeteksi terjadi kanker, semakin baik pula harapan kesembuhannya. Berikut adalah beberapa teknik untuk melakukan SaDaRi:

  • Langkah 1

Posisikan Anda di depan cermin, perhatikan jika menemukan hal yang tidak biasa, seperti:

  • perubahan bentuk payudara.
  • keseluruhan perubahan warna.
  • bentuk yang lain dari biasanya.
  • perubahan bentuk puting atau puting yang masuk ke dalam.
  • munculnya kerutan.
  • pengelupasan kulit.

Berikut cara memeriksanya:

  • Angkat kedua lengan Anda ke atas dan kemudian cermati apakah kedua payudara tetap simetris.
  • Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan cara merabanya dan juga sebaliknya pada payudara kiri dengan tangan kanan.
  • Coba angkat tangan kanan Anda, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan payudara kanan dengan menyeluruh dan saksama. Mulai dari ujung bagian luar, tekan dengan bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan di sekitar payudara.
  • Anda dapat memulai pada bagian ujung payudara dan secara perlahan bergerak ke bagian puting, atau sebaliknya.
  • Perlu diperhatikan adalah meraba seluruh bagian payudara, termasuk daerah ketiak.
  • Langkah 2
    • Rasakan adanya perubahan dengan cara berbaring.
    • Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lengan kanan di bawah kepala.
    • Periksa payudara kanan dengan tangan kiri dengan meratakan jari-jari secara mendatar untuk merasakan adanya benjolan.
    • Periksa pula lipatan lengan, batas luar payudara, dan ke seluruh payudara.
  • Langkah 3

Perhatikan tanda-tanda keluarnya cairan ataupun perdarahan dari puting susu.  Caranya dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar.

  • Langkah 4

Ulangi langkah-langkah di atas untuk memeriksa payudara kiri dan kanan. Bila Anda mendapati adanya kejanggalan, segera periksakan diri ke dokter.

Semua perempuan perlu berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan jika diperlukan menjalani program mammogram (deteksi kanker) dalam waktu tertentu sesuai petunjuk dokter.

Sebarkan artikel ini kepada relasi Anda melalui fitur media sosial. Bagikan juga komentar Anda pada kolom di bawah ini.