Kehadiran buah hati tentu akan menambah kebahagiaan pasangan suami istri, terlebih anak pertama. Namun, ternyata tidak semua pasangan siap menyambut kehadiran si kecil. Sebalikmya, ada pasangan yang merasa ketakutan dalam menghadapi kehadiran si buah hati.
Seorang ibu yang merasa gelisah, khawatir, dan sedih selama beberapa hari sampai dua minggu setelah melahirkan akrab disebut baby blues syndrom (BBS).
Namun, jangan cepat mengasumsikan bahwa BBS hanya dialami kaum ibu lho. Para calon ayah yang tengah menantikan buah hati juga bisa mengalami sindrom ini.
BBS yang dialami seorang ayah bisa terjadi menjelang dan setelah istri melahirkan. Menjelang kelahiran si buah hati, seorang pria cenderung diliputi rasa takut dan khawatir pada keselamatan sang istri dan anak. Sosok yang biasanya kuat, berani, dan tegar berubah seketika. Bahkan, seorang calon ayah bisa dihantui perasaan bersalah bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tak hanya itu, kehadiran si buah hati yang harusnya disambut dengan bahagia dan cinta kasih, bisa berubah menjadi kondisi yang menakutkan. Hal ini biasanya karena ruang gerak Anda menjadi terisolasi dan terbatas.
Penyebab lain seorang ayah mengalami BBS, karena faktor hormonal. Tekanan dan kekhawatiran muncul seiring tanggung jawab sebagai seorang ayah. Stres bisa meningkat saatme ayah berpikir mengenai biaya perawatan dan kebutuhan anak yang tidak sesuai dengan pendapatannya.
Seperti dikutip dari postpartummen.com, setiap hari, lebih dari 1.000 ayah baru di Amerika Serikat menjadi tertekan setelah menjalani status sebagai ayah. Artinya, ini adalah fenomena umum, bukan personal. Namun, BBS bisa dicegah dengan mengetahui gejala dan cara mengatasinya.
Berikut gejala BBS pada ayah, menurut mrdad.com:
Mudah stres dan marah
Ibu yang mengalami BBS biasanya merasa sedih dan menangis. Pada ayah, BBS ditandai dengan luapan emosi, seperti cepat marah dan tersinggung kepada istri maupun kepada teman-temannya.
Kehilangan rasa humor
Status dan tanggung jawab yang baru membuat psikis ayah berubah. Semua perhatian terpusat pada buah hati sehingga ayah kehilangan rasa humor.
Mudah lelah
Menjaga buah hati dan turut merawatnya bersama istri membuat energi terkuras sehingga ayah menjadi cepat lelah.
Menghindari tangisan bayi
Bayi umumnya sering menangis di tengah malam karena ingin ASI, kepanasan, atau popoknya basah. Tangisan bayi mengganggu tidur ayah. Ayah yang menutup telinga, dan menghindar saat bayi menangis cenderung terkena sindrom BBS.
Cemburuan
Ketika ibu sibuk mengurusi bayi, ayah merasa cemburu karena merasa tidak diurus. Rasa cemburu timbul sehingga ayah menuntut perhatian ibu. Nah, jangan biarkan kecemburuan ayah merusak hubungan dengan ibu.
Meski disinyalir hanya akan terjadi beberapa hari atau minggu, tapi bila tidak ditangani dan dikonsultasikan, BBS akan berdampak buruk bagi si ibu dan anak.
Setelah mengetahui penyebab dan gejala BBS pada seorang ayah, gali informasi cara untuk mengatasinya. Dengan begitu hubungan keluarga menjadi terkendali dan harmonis.
Berikut cara mengatasi BBS untuk ayah:
1. Cari informasi
Sebelum bayi lahir, ada baiknya Anda mengumpulkan informasi dan kiat menjadi orang tua yang baik. Selain itu, gali informasi mengenai tips merawat bayi yang sudah sudah lahir kelak
2. Minta bantuan
Jangan ragu dan malu untuk bercerita saat Anda mengalami BBS. Mintalah bantuan keluarga, mertua, adik, kakak, adik ipar, atau kakak ipar untuk membantu merawat si kecil.
3. Tidur cukup
Bila bantuan sudah datang, usahakan gunakan kesempatan atau waktu yang tersedia untuk beristirahat. Istirahat yang cukup membuat Anda lebih segar dan terhindar dari sakit kepala.
4. Luangkan waktu bersama istri
Meski waktu Anda banyak tersita untuk si kecil. Jagalah keharmonisan rumah tangga Anda dengan meluangkan waktu untuk makan atau nonton film berdua.
Berikut hal yang dapat dilakukan istri yang suaminya mengalami gejala BBS:
1. Sabar
Untuk mendukung suami yang terkena gejala BBS disarankan lebih banyak bersabar, sehingga suami tidak bertambah stres.
2. Luangkan waktu untuk suami
Istri juga dapat menyisihkan sedikit waktu untuk suami agar tidak merasa dilupakan dengan kehadiran si kecil.
3. Libatkan suami
Melibatkan suami dalam menjaga bayi juga bisa menjadi hal yang positif bagi tumbuh kembang anak, di sisi lain suami juga merasa mendapat peran dan tidak diabaikan.
Bila BBS berlanjut, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan seorang psikolog.