Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Makanan Untuk Penderita Gagal Ginjal

Siang dokter,

Saya ingin tanya jenis makanan atau masakan apa yg boleh untuk pasien gagal ginjal yg sdh HD hampir 2 tahun agar tidak menaikkan kadar kreatinin, ureum, asam urat, dan tensi. Saat ini tinggi tensi diatas 200 dan bawahnya 100 lebih. Dan jenis makanan yang bisa menaikkan HB, krn HB sering drop sehingga perlu diberikan transfusi darah. Saya menjadi bingung karena banyak pantangan atas makanan.

Terima kasih.

Diana

 

Jawaban :

Dear Ibu Diana

Terima kasih atas pertanyaan Anda. Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan.

Untuk mengetahui pola makan dan menu yang tepat untuk penderita penyakit ginjal, diperlukan pemahaman mengenai penyakit ginjal dan penyebabnya terlebih dahulu. Oleh karena itu, kami ingin menjelaskan sekilas mengenai penyakit ginjal dan penyebabnya berikut ini.

Ginjal merupakan sepasang organ di dalam tubuh yang terletak di sisi kiri dan kanan di bawah. Mempunyai fungsi di dalam metabolisme racun yang terdapat di dalam darah dan mengeluarkannya via urin. Gangguan ginjal atau gagal ginjal kronik tahap akhir (sudah dilakukan cuci darah), berarti kedua ginjal tidak mampu lagi berfungsi sempurna yang mengakibatkan sisa metabolisme di dalam tubuh menumpuk dan menjadi racun bagi tubuh.

Diet pada penderita gagal ginjal kronik yang perlu diketahui adalah diet membatasi beberapa jenis mineral dan sumber makanan, serta cairan untuk mengurangi kerja ginjal. Beberapa jenis makanan yang sebaiknya dikurangi adalah:

  • Protein. Anda akan perlu mengurangi mengkonsumsi protein sehari-hari. Mengurangi asupan protein dapat menurunkan sisa metabolisme yang membebani ginjal dan membantu ginjal bekerja lebih baik. Makanan yang tinggi kadar protein contohnya ikan, daging, ayam, telur, dan produk olahan susu
  • Sodium. Makanan yang mengandung sodium banyak terdapat di dalam makanan olahan seperti sosis, makanan kalengan, keju, kecap asin, dan sebagainya
  • Potasium. Makanan dengan kadar potasium tinggi adalah pisang, tomat, wortel, dan sayuran seperti kacang panjang dan daun bit.
  • Fosfor. Fosfor dalam jumlah berlebih tidak akan dapat dikeluarkan dari dalam tubuh karena ginjal yang sudah rusak. Terlalu banyak fosfor di dalam tubuh akan menyebabkan kalsium menurun dari tulang. Makanan yang memiliki kandungan fosfor tinggi adalah kacang-kacangan, minuman bersoda seperti kola, dan minuman beralkohol.

Sedangkan berikut ini kami jelaskan beberapa makanan sehat yang dapat meningkatkan hemoglobin (protein yang mengandung zat besi di dalam darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh) yaitu makanan tinggi zat besi, seperti:


  • Bayam

Ini adalah sayuran yang populer untuk mencegah anemia (berkurangnya sel darah merah di dalam tubuh). Bayam amat tinggi vitamin A, kalsium, zat besi, dan vitamin serta mineral penting lainnya. Setengah piring bayam mengandung 3,2 mg zat besi.

  • Daging Merah

Pilihlah bagian daging seperti hati, ginjal, dan liver karena banyak mengandung tinggi zat besi. Konon, daging liver sapi mengandung lebih dari 600% zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari.

  • Roti Gandum

Roti gandum adalah sumber zat besi yang amat tinggi. Satu roti gandum akan menghasilkan zat besi sebesar 6 persen dari jumlah zat besi harian.

  • Ubi Bit

Ubi bit adalah sayuran sejenis umbi-umbian berwarna merah. Sangat tinggi zat besi yang membantu memperbaiki dan menambah sel darah merah. Bagi penderita anemia disarankan untuk mengonsumi ubi bit sebagai bagian dari diet.

Anda juga dapat meminum suplemen penambah darah namun pilihlah suplemen yang teruji klinis yang mengandung vitamin dan mineral penting untuk pembentukan sel darah merah seperti zat besi, vitamin B12 dan asam folat.

Untuk pengaturan diet gagal ginjal yang lebih terinci dan tepat sasaran, kami sarankan untuk berkonsultasi langsung ke dokter spesialis gizi agar diberikan pengaturan nutrisi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda terakhir dan riwayat medis yang Anda miliki.

Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.

Salam sehat,

dr. Dyah Novita Anggraini