Home  »  Opinion   »  
Opinion

Mari Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi

Pengertian Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi adalah periode penurunan aktivitas ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun. Resesi ditandai oleh penurunan output ekonomi (produk domestik bruto atau GDP), penurunan pendapatan, peningkatan tingkat pengangguran, dan penurunan investasi dan konsumsi. Umumnya, resesi dianggap terjadi ketika GDP negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Resesi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebijakan moneter yang ketat, penurunan permintaan agregat, krisis keuangan, krisis utang, atau kejadian eksternal seperti perang, pandemi, atau bencana alam. Pemerintah dan bank sentral biasanya merespon resesi dengan kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak negatif dari resesi, seperti pengangguran dan kebangkrutan perusahaan.

Efek resesi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya penurunan ekonomi. Dalam beberapa kasus, resesi yang singkat dan ringan mungkin hanya memiliki dampak sementara, sedangkan resesi yang lebih dalam dan berkepanjangan, seperti Depresi Besar pada tahun 1930-an atau Krisis Keuangan Global pada tahun 2008-2009, dapat menyebabkan dampak ekonomi dan sosial yang lebih besar dan berkepanjangan.

Jika resesi ekonomi terjadi di suatu negara, apakah resesi global pasti akan terjadi?

Resesi ekonomi di satu negara tidak selalu mengakibatkan resesi global. Namun, tergantung pada seberapa besar dan pentingnya negara tersebut dalam perekonomian dunia, resesi di satu negara bisa mempengaruhi negara-negara lain dan menimbulkan risiko resesi global yang lebih tinggi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi apakah resesi di satu negara akan menyebabkan resesi global meliputi:


  1. Ukuran ekonomi negara tersebut: Negara-negara dengan ekonomi yang lebih besar dan lebih terintegrasi dengan perekonomian dunia, seperti Amerika Serikat, China, atau Uni Eropa, memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menyebabkan resesi global ketika mereka mengalami resesi.
  2. Hubungan perdagangan dan investasi: Jika negara yang mengalami resesi memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang kuat dengan negara-negara lain, resesi tersebut dapat menyebar melalui penurunan ekspor, impor, dan investasi asing.
  3. Kepercayaan dan sentimen pasar: Resesi di satu negara bisa mempengaruhi kepercayaan dan sentimen pasar global, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penarikan investasi, penurunan konsumsi, dan penurunan pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain.

Namun, ada beberapa situasi di mana resesi di satu negara tidak menyebabkan resesi global. Misalnya, jika resesi terbatas pada satu negara dengan ekonomi yang relatif kecil atau kurang terintegrasi dengan perekonomian dunia, dampaknya mungkin akan terbatas pada negara tersebut atau hanya menyebar ke beberapa mitra perdagangan utamanya.

Selain itu, jika pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia merespon dengan cepat dan efektif untuk mengatasi resesi di satu negara melalui kebijakan moneter, fiskal, dan struktural yang tepat, mereka mungkin dapat mencegah penyebaran resesi lebih lanjut dan menjaga stabilitas ekonomi global.

Resesi Ekonomi Indonesia tahun 2020

Terakhir kali Indonesia mengalami resesi adalah pada tahun 2020, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Pandemi ini berdampak besar pada perekonomian global, termasuk Indonesia, karena pembatasan pergerakan, lockdown, dan tindakan pencegahan kesehatan lainnya yang diperlukan untuk mengendalikan penyebaran virus.

Dampak ekonomi dari pandemi meliputi penurunan konsumsi domestik, penurunan investasi, penurunan pariwisata dan perjalanan, serta penurunan ekspor dan impor. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi, dan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif selama dua kuartal berturut-turut pada tahun 2020.

Pada kuartal kedua 2020, PDB Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,32% dibandingkan kuartal yang sama pada tahun 2019, dan pada kuartal ketiga 2020, PDB mengalami kontraksi sebesar 3,49%. Dua kuartal berturut-turut dengan pertumbuhan negatif ini menggambarkan resesi ekonomi yang dialami oleh Indonesia.

Pemerintah Indonesia merespon resesi dengan meluncurkan berbagai langkah kebijakan fiskal dan moneter, seperti paket stimulus ekonomi, pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, dan program bantuan sosial yang ditujukan untuk membantu masyarakat, bisnis, dan sektor yang terkena dampak pandemi. Kombinasi kebijakan ini membantu meringankan dampak resesi dan memulihkan pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun berikutnya.