1. Lakukan Investasi
Mengingat dana pensiun akan digunakan di masa mendatang, maka kenaikan nilai inflasi sekitar 10%* setiap tahunnya perlu diperhitungkan. Dengan begitu, hanya mengandalkan dari menabung saja belum tentu cukup. Nah, investasi dinilai efektif untuk melawan nilai inflasi.
Investasi bisa dilakukan melalui pembelian berbagai instrumen keuangan, seperti reksadana dan emas. Bahkan jika Anda telah mendapatkan keuntungan dari investasi, bisa juga dibelikan properti. Dengan demikian, Anda memiliki pemasukan pasif dari properti yang Anda sewakan. Dalam buku berjudul Make it Happen, Perencana Keuangan Independen, Prita Ghozie menjelaskan bahwa paling tidak Anda harus membuat rekening dana pensiun dengan potensi imbal balik 15% per tahun. Selain itu, Anda juga harus menabung sebanyak 10% dari gaji untuk dana pensiun.
2. Lunasi Hutang
Sebelum mulai menabung untuk dana darurat, pastikan Anda telah melunasi seluruh hutang kartu kredit (KK) terlebih dulu. Sebab bunga tahunan KK lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan sehingga akan merugikan jika Anda terjebak dalam hutang KK.
3. Buatlah Dana Darurat
Meskipun kebutuhan Anda sehari-hari di masa pensiun nanti telah dipersiapkan dengan dana pensiun, namun tetap perlu dipersiapkan dana untuk kondisi darurat yang di luar dugaan terutama jika Anda sakit. Untuk itu, optimalkan nilai dana darurat yang Anda persiapkan sekarang. Bila tak terpakai saat ini, dana darurat tersebut bisa dialihkan untuk pensiun nanti.
Nilai dana darurat yang dibutuhkan setiap orang tentu berbeda. Menurut Prita, dana darurat yang perlu dipersiapkan untuk lajang senilai 3 kali pengeluaran bulanan, menikah: 6 kali pengeluaran bulanan, dan pekerja lepas: 12 kali pengeluaran bulanan. Untuk menghitung nilai dana darurat lebih detail, di sini. Nah, segera siapkan masa pensiun yang mandiri tanpa membebani anak dan cucu Anda nanti.