Saya mengalami peningkatan bilirubin dan setelah dicek ternyata ada batu empedu dengan ukuran 1.01 cm. Saat ini, saya mengkonsumsi jus buah apel dan minum obat penurun kolesterol untuk memperlancar saluran empedu. Terapi apa lagi yang harus saya lakukan untuk menghilangkan batu empedu ini? Terima kasih, Dok.
Salam,
Purwa Adhi
Jawaban :
Cara menjaga kesehatan secara umum merupakan salah satu penentu seberapa besar kualitas hidup seseorang dapat dijalani dengan optimal. Berbagai penyakit atau keluhan mulai dari yang ringan sampai berisiko tinggi kematian dapat terjadi pada siapapun dan kapanpun itu. Salah satu penyakit yang jarang diwaspadai namun keluhan yang dialami sering menganggu aktifitas penderitanya adalah batu empedu.
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu atau pada kedua lokasi tersebut. Kandung empedu adalah sebuah kantung terletak di bawah hati dan tempat menyimpan cairan empedu sampai cairan tersebut dilepaskan ke dalam usus dengan salah satu fungsinya untuk membantu proses metabolisme makanan yang mengandung lemak dan kolesterol. Pembentukan dan ekskresi (pengeluaran) cairan empedu merupakan salah satu dari fungsi utama hati.
Batu empedu merupakan bahan kristalin yang dibentuk oleh tubuh yang mengalami penimbunan. Batu empedu dapat bervariasi ukurannya, dari sebesar pasir hingga sebesar bola golf. Bentuknya juga berbeda-beda tergantung dari jenis kandungannya. Secara garis besar, batu empedu dapat dibedakan menjadi 2 jenis yakni ;
1. Batu Kolesterol, merupakan 80% dari keseluruhan batu empedu, biasanya berwarna hijau, namun dapat juga putih atau kuning. Batu kolesterol dapat terbentuk jika empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dibandingkan dengan garam empedu. Faktor penyebab yang dapat meningkatkan kandungan kolesterol dalam empedu adalah seberapa baik kantung empedu kita berkontraksi untuk mengeluarkan empedu, kenaikan hormon estrogen (kehamilan, mendapat terapi hormon, dan KB) dan gangguan enzim pada hati.
2. Batu Pigmen, berukuran kecil, berwarna gelap dan terbuat dari bilirubin atau kalsium. Berjumlah sekitar 20% dari keseluruhan batu empedu. Biasanya batu jenis ini dijumpai pada pasien-pasien dengan keadaan/penyakit sirosis (gangguan sel hati), infeksi saluran empedu, kelainan darah yang bersifat menurun dan kondisi anemia kronis.
3. Batu Campuran, jenis yang paling banyak dijumpai (80%) dan terdiri atas kolesterol, pigmen empedu, dan berbagai garam kalsium. Biasanya berganda dan sedikit mengandung kalsium.
Beberapa faktor risiko dari terbentuknya batu empedu diantaranya ;
a. Usia, meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
b. Jenis Kelamin, wanita 2x lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria. Ini dikarenakan oleh hormon esterogen berpengaruh terhadap peningkatan kolesterol oleh kandung empedu.
c. Berat Badan (BMI). Obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam kandung empedu dan mengurangi kemampuan kontraksi/ pengosongan kandung empedu.
d. Makanan. Konsumsi makanan rendah serat, tinggi kolesterol, dan tinggi karbohidrat dapat berperan untuk menderita kolelitiasis dan ini berkaitan dengan pola atau cara menjaga kesehatan kita melalui pengaturan jenis makanan yang dikonsumsi.
e. Aktifitas Fisik. Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya kolelitiasis. Ini mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi.
Gejala dari batu empedu pada awalnya tidak memberikan keluhan apa-apa. Namun, jika sudah berukuran lebih dari 8mm (kemungkinan terjadi penyumbatan saluran empedu lebih besar) barulah akan menimbulkan gejala. Keluhan utamanya berupa nyeri (biasanya hilang timbul) yang sangat hebat di perut kanan atas yang menjadi semakin hebat seiring dengan waktu (dalam beberapa jam). Dapat juga dirasakan nyeri pada punggung (diantara kedua tulang belikat) atau pada pundak kanan. Serangan nyeri ini biasanya timbul setelah makan makanan berlemak dan sering terjadi pada malam hari. Gejala nyeri ini mirip dengan nyeri yang dirasakan jika seseorang menderita maag atau batu ginjal. Jika tidak ditemukan gejala dalam kandung empedu, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Namun, jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk pemeriksaan lanjut.
Salah satu cara menjaga kesehatan yang cukup familiar adalah konsumsi air putih yang cukup dan tindakan ini ternyata mampu untuk mengurangi nyeri pada awal serangan. Cara lain adalah dengan mengonsumsi magnesium diikuti dengan minum cairan yang pahit seperti kopi satu jam kemudian. Cairan yang pahit menstimulasi laju aliran empedu. Penelitian menunjukkan rendahnya angka kejadian batu empedu pada peminum kopi. Selain nyeri, terdapat beberapa gejala lainnya. Seperti mual dan muntah, kentut, dan diare. Jika gejala yang telah disebutkan disertai dengan demam (tidak terlalu tinggi), mata atau kulit menjadi kuning, dan tinja berwarna seperti dempul, maka sebaiknya kita langsung berkonsultasi ke dokter.
Penanganan dari batu empedu tergantung dari jenis batu empedu, meski pola makan bukan sebagai faktor penyebab utama namun cara menjaga kesehatan dari sisi pola makan tetap diperhatikan dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat, rendah lemak kolesterol jahat karena untuk meminimalkan pembentukan batu kolesterol. Untuk keluhan Anda dengan kadar bilirubin yang tinggi, ada kemungkinan kelainan pada fungsi hati atau enzim yang mengatur proses metabolisme kolesterol dan sel darah merah serta hemoglobin. Untuk hal ini sebaiknya diperiksakan kembali ke dokter internis.
Pengobatan secara umum dari batu empedu bisa berupa pemecahan batu empedu dengan menggunakan obat atau suatu tehnik memasukkan alat ke dalam saluran pencernaan yang menuju tempat batu itu berada. Operasi dengan pengangkatan kantung empedu merupakan tindakan yang sangat baik dalam mengatasi batu empedu. Namun hanya pasien yang mengalami gejala yang boleh dilakukan tindakan ini. Jika pasien tidak merasakan apa-apa, maka tidak dilakukan tindakan. Pada beberapa orang (5-40%), setelah diangkat kantung empedunya, maka akan timbul gejala berupa perasaan tidak nyaman pada perut dan nyeri yang menetap pada perut kanan atas.
Pilihan terapi alternatif, dikenal dengan nama gallbladder flush atau liver flush. Jadi dalam terapi ini, kita minum 4 gelas apple cider dan makan 5 buah apel per hari selama 5 hari, lalu segera setelah itu mengonsumsi magnesium dan kemudian minum jus lemon atau anggur yang dicampur minyak olive sebelum tidur. Paginya, kita akan mengeluarkan kotoran berwarna hijau dan sesuatu yang berwarna coklat (yang diyakini merupakan batunya) tanpa rasa sakit.
Apa yang sudah Anda lakukan merupakan hal yang dapat mendukung perbaikan dari keluhan batu empedu namun tetap dianjurkan untuk melakukan kontrol ke dokter agar diketahui seberapa jauh perubahan dari ukuran batu empedu tersebut sehingga langkah terapi selanjutnya dapat ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi Anda saat ini dan protap terapi pada kasus batu empedu.
Terima kasih.
Salam,
dr. Ryan Thamrin