Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Rahim Retro Jadi Sulit Hamil

Apa kabar Dok?

Saya Nispi, perempuan 27 tahun. Saya sudah 2 tahun menikah tetapi belum dikarunia momongan. Saya tidak menunda maupun menjalani KB. Saya sudah cek ke dokter spesialis kandungan dan Alhamdulillah reproduksi saya sehat. Tetapi memang disebutkan ada sedikit masalah yaitu rahim saya retro. Apakah maksud dari rahim retro dan apakah itu yang menjadi penyebab kesehatan reproduksi saya berkurang sehingga saya belum hamil? Apakah ada solusi supaya saya hamil walaupun rahim saya retro?

Terima kasih atas penjelasannya.

Nispi Apriliyanti

 

Jawaban:

 

Dear Nispi Apriliyanti,

Kami mengerti kekhawatiran yang Anda rasakan saat ini. Keluhan Anda adalah susah untuk mempunyai anak dengan posisi rahim retrofleksi, yaitu rahim dengan posisi ke belakang. Keadaan ini masih terbilang normal, meskipun sebagian besar wanita memiliki rahim yang berada dalam posisi antefleksi dan anteversi. Posisi antefleksi artinya posisi fundus (bagian paling atas dari rahim) condong ke arah depan. Sedangkan anteversi berarti rahim sedikit naik terdorong ke depan.

Pada kenyataannya, posisi rahim tidak berpengaruh terhadap kesuburan seorang wanita (kemampuannya untuk hamil) maupun kesehatan reproduksi. Akan tetapi, jika setelah satu tahun Anda belum mempunyai anak, yang dapat kami sarankan adalah melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan reproduksi Anda.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa USG (Ultrasonografi) Abdomen, yakni suatu tindakan yang digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah alat yang ditempelkan erat pada kulit perut.

Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya rahim retrofleksi:

  • Genetik

Bentuk anatomi rahim sudah seperti itu sejak lahir.


  • Kehamilan

Pada saat hamil, rahim membesar dan ligamentum rotundum (teres uteri) – yang berfungsi untuk menahan rahim pada posisi normal – menjadi melemah. Artinya, semakin sering melahirkan bisa mengubah posisi rahim menjadi retrofleksi.

  • Menopause. Selama menopause, kadar hormon estrogen menjadi menurun sehingga ligamentum rotundum menjadi lemah.
  • Gangguan sistem reproduksi, seperti peradangan rongga panggul dan endometriosis. Pada kasus endometriosis, endometrium (lapisan dalam rahim) yang seharusnya berada pada rongga rahim malah tumbuh pada luar Rahim. Baik peradangan rongga panggil dan endometriosis dapat membuat posisi rahim berubah karena kedua penyakit tersebut dapat membentuk jaringan di dalam rongga perut yang secara tidak langsung juga mendorong posisi rahim.

Gejala yang biasanya muncul adalah:

  • Nyeri saat berhubungan seksual dan nyeri saat menstruasi – biasanya disebabkan karena posisi retrofleksi menekan rectum (bagian akhir dari usus) dan tulang ekor. 
  • Nyeri pinggang.

Berikut ini adalah beberapa penanganan rahim retrofleksi:

  • Olahraga. Jenis latihan seperti posisi bersujud (knee chest position) bisa dilakukan, namun tindakan ini hanya mengubah posisi rahim secara sementara.
  • Menggunakan suatu alat yang terbuat dari plastik silikon yang ditempatkan di dalam rahim melalui vagina. Tujuannya adalah untuk mendukung agar rahim berada di posisi yang diharapkan, tetapi pemakaian alat ini sifatnya hanya sementara.
  • Melakukan operasi kecil berupa pembedahan laparoskopi yang dilakukan dengan bantuan kamera mini. Tujuan pembedahan ini adalah mengoreksi letak rahim dengan cara memotong dan memperpendek ligamentum rotundum yang menyokong rahim.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.

Salam sehat,

dr. Dyah Novita Anggraini