Hai Mbak Prita,
Saya anak pertama dari lima bersaudara. Sebentar lagi ayah saya pensiun, ibu saya seorang ibu rumah tangga. Saya baru 1 tahun bekerja di salah satu bank pemerintah. Berikut perincian perencanaan keuangan saya:
1. Gaji total Rp6.500.000.
2. Kartu kredit saya memiliki limit Rp5 juta dan setiap bulan saya membayar minimum payment Rp500.000. Karena masalah sistem, saya pernah beberapa kali terkena kolektibilitas 2.
3. Saya memiliki cicilan motor dan renovasi rumah dengan besar cicilan Rp2.068.000 per bulan.
4. Saya mencicil utang pada paman saya Rp500.000 per bulan.
5. Biaya kos Rp900.000.
Dengan sisa gaji Rp2 juta-an, saya ingin meminjam lagi uang sebesar Rp70 juta untuk kebutuhan pernikahan. Bagaimana menurut Ibu Prita? Tepatkah pilihan ini atau adakah solusi lain? Terima kasih sebelumnya.
Salam,
Nabila
Hai Nabila,
Dana pernikahan adalah salah satu tujuan finansial dalam perencanaan keuangan. Dana ini sebaiknya dipersiapkan dengan cara menabung, bukan dengan meminjam. Mengambil pinjaman dana tunai untuk tujuan ini kurang disarankan karena setelah menikah Anda akan memiliki berbagai kewajiban lain seperti membeli rumah tinggal dan menyusun dana pendidikan anak.
Untuk menjawab pertanyaan Anda, mari pahami persentase pengeluaran yang telah menjadi komitmen setiap bulan. Untuk pengeluaran pembayaran kartu kredit, cicilan pinjaman motor, renovasi serta utang ke paman sejumlah Rp3 juta artinya menggunakan 46% dari penghasilan rutin Anda. Jumlah ini sudah melebihi dari porsi alokasi ideal untuk pos komitmen yaitu maksimal 30% per bulan. Oleh sebab itu, mengambil tambahan pinjaman untuk biaya pernikahan merupakan opsi yang kurang baik. Anda sebaiknya mengurangi dahulu saldo pinjaman yang sudah ada agar komitmen pembayaran utang dapat berkurang.
Solusi lain untuk menutup biaya pernikahan adalah dengan melakukan perencanaan keuangan sebagai berikut. Pertama, membuat urutan prioritas. Apakah Anda perlu membuat suatu pesta pernikahan? Apakah cukup hanya dengan menyelenggarakan akad nikah yang lebih sederhana? Coba evaluasi kembali kebutuhan anggaran pernikahan Anda apakah masih dapat dikurangi atau tidak.
Kedua, Anda sebaiknya melunasi tagihan kartu kredit
setiap jatuh tempo. Jangan membiasakan diri untuk membayar bunga kartu kredit dengan tingkat suku bunga tinggi dibandingkan suku bunga tabungan.
Ketiga, melihat aset yang dapat dijual atau digadaikan. Apakah Anda memiliki aset yang dapat dijual? Misalnya perhiasan emas atau lainnya? Aset ini dapat digunakan untuk menutup pinjaman
yang sudah ada saat ini. Tujuannya, agar Anda dapat menghilangkan komitmen untuk membayar cicilan pinjaman motor atau pun renovasi rumah. Sehingga, selisih dananya dapat Anda gunakan untuk mengumpulkan dana pernikahan sebagai perencanaan keuangan yang baik.
Selamat mencoba. Live a Beautiful Life!