Home  »  Tips & Guide   »  
Tips & Guide

Risiko Kanker Usus Akibat Sering Konsumsi Daging Merah

Mendengar kata kanker, bayangan kondisi sakit parah dan harus menjalani terapi jangka panjang mungkin akan muncul di benak Anda. Gejala penyakit kanker antara satu orang dengan yang lain mungkin tidak sama persis. Tapi Anda harus waspada bila beberapa gejala ini muncul, yaitu: perubahan kebiasaan buang air besar atau kecil, luka yang tidak lekas sembuh, pendarahan yang tidak wajar, muncul benjolan di satu bagian tubuh, gangguan pencernaan dan kesulitan menelan, perubahan bentuk tahi lalat atau kutil, batuk dalam waktu yang lama, atau suara serak (webmd.com, 17 Maret 2015).

Anda bisa menghindari penyakit kanker tersebut agar tidak terjadi pada diri Anda. Caranya adalah dengan menjalankan hidup sehat. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan adalah tidak merokok, menghindari paparan matahari terlalu banyak, menghindari minuman beralkohol, dan menghindari penyebab kanker seperti paparan bahan kimia. Anda juga disarankan rutin berolahraga dan diet yang tepat (webmd.com, 17 Maret 2015).

Salah satu menu diet yang harus Anda perhatikan adalah membatasi asupan daging merah seperti daging sapi dan kambing. Benarkah terlalu banyak makan daging merah bisa meningkatkan risiko kanker? Sebuah data yang dilansir oleh Harvard University cukup menarik. Konsumsi daging merah menurut penelitian ada hubungannya dengan risiko kanker usus (health.harvard.edu, 19 November 2014)

Ada dua penelitian yang melibatkan ratusan ribu orang mengenai hubungan konsumsi daging merah dan risiko kanker. Penelitian pertama berjudul Meat, Fish, and Colorectal Cancer Risk dilakukan di Eropa dan yang diteliti berjumlah 478 ribu orang.  Dalam penelitian yang dimuat di Journal of the National Cancer Institute pada tahun 2005 itu ditemukan fakta bahwa orang yang rutin mengkonsumsi daging merah dalam jumlah cukup banyak (sekitar 150 gram per hari, bahkan lebih) sepertiganya berisiko terkena kanker. Sementara peserta penelitian yang hanya makan kurang dari 30 gram daging merah risiko terkena kanker lebih kecil (medicine.ox.ac.uk, 25 Mei 2015).


Penelitian berikutnya dilakukan di Amerika Serikat oleh American Cancer Society pada tahun 2005. Penelitian berjudul Meat consumption and risk of colorectal cancer yang melibatkan lebih dari 148 ribu orang ini menguatkan penelitian di Eropa. Penelitian di Amerika ini lebih spesifik lagi respondennya dan hanya melibatkan orang berusia risiko kanker lebih tinggi, yaitu usia 50-74 tahun. Orang yang mengkonsumsi daging merah ternyata dikaitkan dengan risiko kanker usus. Dari kedua penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa daging ayam dan ikan tidak meningkatkan risiko kanker usus (ncbi.nlm.nih.gov, 12 Januari 2005).

Dari kedua penelitian tersebut, tampak bahwa mengkonsumsi daging merah berlebih bisa meningkatkan risiko kanker usus. Untuk itu membatasi asupan daging merah bisa Anda pertimbangkan. Berapa porsi terbanyak yang bisa Anda konsumsi dalam sehari, seminggu, atau sebulan? Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi untuk mendapat rekomendasi makanan sehat yang sesuai. Atau jika sudah ada indikator gejala penyakit kanker, Anda juga bisa bertanya jenis makanan sehat apa yang bisa dikonsumsi agar tidak memperparah sakit yang Anda alami.

Sebarkan artikel ini pada relasi Anda melalui fitur jejaring sosial. Jangan lupa bagikan juga pengalaman Anda melalui kolom di bawah ini.